Tuesday, March 14, 2017

Cerita 1000 Startup Digital Denpasar

Hai, perkenalkan saya I Wayan Ariantha Sentanu biasa dipanggil Sentanu. Saya dari Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas MIPA, Universitas Udayana. Pada tulisan saya kali ini, saya akan sharing pengalaman saya terkait acara ignition yang saya ikuti pada program 1000 startup digital Denpasar yang diinisiasi oleh Kominfo dan Kibar.

Jadi acara ignition yang pertama ini dilaksanakan pada tanggal 04 Maret 2017 yang lalu yang bertujuan untuk membuka wawasan para peserta program 1000 startup digital khususnya di Denpasar agar lebih memahami seluk beluk dari dunia startup itu sendiri. Pada acara ignition tersebut didatangkannya beberapa pembicara untuk mengisi pada berbagai sub tema namun salah satu sub tema yang menurut saya paling esensial adalah subtema mengenai startup ecosystem. Pada subtema tersebut didatangkan beberapa pembicara oleh panitia acara yakni ada founder Primakara Bpk. Made Artana, Presiden Co-working Indonesia yakni Faye Alund dan salah satu Co-Founder startup dari Jarvis Store.

Semula acara berlangsung seru karena tidak terduga MC yang membawakan acara dari Stand Up Indo Bali yang mampu memecah yang suasana menjadi lebih riang dan ramai, namun tidak hanya karena MC nya saja yang mebuat acara begitu seru tetapi sharing pengalaman terkait dunia startup dari berbagai pembicara mampu menambah wawasan para peserta termasuk saya untuk ikut serta dalam program ini. Kembali pada sub tema yang sangat esensial menurut saya yakni Startup Ecosystem yang menjelaskan bahwa tumbuh dan berkembangnya sebuah startup harus didukung langsung oleh stakeholder- stakeholder lainnya seperti, andanya Co-Working Space untuk para founder startup berkolaborasi sebagai lingkungan untuk bekerja, harus adanya berbagai komunitas- komunitas yang nantinya juga cukup memberi dampak bagi perkembangn startup dan tentunya market yang jelas atau dengan kata lain konsumen yang nanti akan mengkonsumsi dari produk startup itu sendiri. Ada beberapa hal penting yag disampaikan oleh pembicara pada sub tema ini yang dimana bahwa startup tidak boleh jalan sendiri, melainkan harus berjalan bersama dan dibentuk bersama oleh lingkungan yang tepat sehingga apa tujuan dasar startup tersebut sehingga dapat mengatasi problem yang hendak dipecahkan.

Jadi demikian lah cerita saya mengikuti ignition pada program 1000 startup digital Denpasar @1000 Startup Digital
#1000StartupDigital

Monday, November 5, 2012

Peradaban dan Pandangan yang Benar Tentang Kehidupan Manusia (1)

Kita sebenarnya berasal dari mana? Akan pergi ke mana? Apakah manusia benar-benar berevolusi dari kera? Foto diatas, kera di pegunungan salju Jepang tengah menikmati mandi air panas di sumber air panas vulkanis. (AFP IMAGE FORUM)

(Epochtimes.co.id)


Prakata

Apa sebenarnya makna kehidupan ini? Sebenarnya kita ini berasal darimana? Akan pergi kemanakah? Pertanyaan seperti ini, selama ribuan tahun senantiasa terus menerus dicari oleh banyak orang.

Sejarah telah berkembang hingga hari ini, ada sekelompok orang dengan wawasan luas dan asal-usul berbeda, dalam situasi dan latar belakang berbeda, serta melalui pengalaman dengan perenungan independen, telah memperoleh sebuah kesimpulan yang memuaskan diri masing-masing, selain itu sedikit demi sedikit dalam kehidupan sehari-hari mereka, mempraktekkan sendiri jawaban tersebut dan mewujudkan makna sebenarnya dari kehidupannya sendiri.

Dalam artikel agak panjang ini, kami dari sudut pandang yang unik, membicarakan sejenak apakah sebenarnya jawaban dari pertanyaan abadi yang ditanyakan oleh orang-orang tersebut? Bagaimanakah sebenarnya gaya hidup mereka pada saat ini?

Sebelum memasuki topik ini, pertama-tama saya akan mengusung sebuah fenomena relatif baru yang sekarang ini ditemukan dunia iptek guna memperluas pemikiran kita dan membantu kita untuk berpikir tentang kehidupan manusia, jiwa dan dunia kita ini, dari berbagai perspektif.

Bab I: Teori Evolusi – Sebuah “Hipotesa” Abadi

Selama bertahun-tahun, teori Evolusi selalu menempati posisi penting dalam buku pelajaran biologi kususnya di daratan Tiongkok; sebagai salah satu pilar dari tiga dasar Marxisme, dalam buku-buku jenis politik ia bahkan dianggap sebagai kebenaran universal.

Namun, menurut pendapat pribadi penulis, berdasarkan berbagai pengalaman sosial, perhatian saya tak dapat dihindarkan lagi untuk melihat kembali teori evolusi: Apakah manusia benar-benar berevolusi dari kera? Makna kehidupan apakah benar-benar hanya semacam bentuk keberadaan protein? Benarkah moralitas hanyalah sebuah benda ilusi non obyektif? Benarkah perjuangan kelas adalah satu-satunya kekuatan pendorong kemajuan sosial? Dalam rangka meningkatkan moralitas rakyat, yang harus lebih didahulukan adalah kemajuan ekonomi?

Mencoba mengurai simpul-simpul pertanyaan tersebut, sekarang, kita mulai dulu dengan tiga sudut pandang untuk menelaah beberapa fakta tentang teori Evolusi, dan kemudian mengeksplorasi signifikansi sosial dari teori evolusi.

1. Evolusi Tidak Dapat Menjembatani Jurang Antara Spesies

Di sini kita harus membedakan antara dua konsep: mikro-evolusi dan makroevolusi. Linnaeus mengusulkan dua sistem sektor klasifikasi sebagai contoh, sebagian besar makhluk hidup dibagi menjadi dua sektor utama: dunia tumbuh-tumbuhan dan dunia binatang. Pemecahan masing-masing sektor tersebut dilakukan selangkah-demi-selangkah dan kemudian secara mendetail.

Berangkat dari “fenomena terkait” biologis, ahli biologi telah menetapkan beberapa tingkatan besar sebagai berikut, dari tingkatan tinggi ke tingkatan rendah, masing-masing disebut Phylum (hewan) / Divisio (tumbuhan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga) dan Species (Jenis, bukan Varietas, Varietas lebih rendah daripada Jenis). Semakin rendah tingkatannya semakin mirip.

Seperti anjing dan serigala sama-sama spesies tetapi tidak sama varietasnya, sedangkan anjing dan ikan, sama-sama satu Phylum (subphylum yang sama, subphylum vertebrata) tapi berbeda Kelas. Terlihat jarak antara anjing dan serigala, lebih dekat daripada anjing dan ikan.

Jadi yang disebut mikro-evolusi adalah keturunan dari reproduksi biologis tidak identik dengan generasi sebelumnya, ada perubahan mini, maka atas perbedaan lembut ini, hal itu disebut evolusi mikro, misalnya bisa terdapat perbedaan antara orang tua dan anak-anak. Variasi genetik yang dapat diamati saat ini hanya perubahan dalam lingkup Jenis, Mikro-evolusi tidak dapat melebihi ruang lingkup dari Spesies.

Yang berlawanan dengan mikro-evolusi adalah makro-evolusi. Makro-evolusi dianggap sebagai variabilitas genetik biologis, jika diberikan waktu yang cukup dan jumlah keturunannya cukup banyak, selain bisa menyeberangi spesies, juga bisa menyebrangi Marga, lintas Suku, lintas Bangsa, lintas Kelas, lintas Phylum dan lintas Kerajaan. Maka apa yang disebut teori evolusi adalah Makro-evolusi.

Fenomena terkait dari taksonomi seperti tersebut di atas, dipandang sebagai hubungan kekerabatan oleh teori Evolusi, dan dengan demikian mereka dianggap memiliki nenek moyang yang sama. Dan bahwa semua makhluk hidup di alam dapat dimulai dari satu sel tunggal, setelah melalui ratusan juta tahun evolusi buta. Selama satu setengah abad ini, bukti-bukti yang diusung oleh kaum neo-Darwinisme tidak melampaui tingkat Mikro-evolusi.

Sebenarnya para ilmuwan biasanya tidak dalam polemik dengan Mikro-evolusi, namun para pendukung Makro-evolusi yakni kaum Evolusionis, berusaha dengan menggunakan bukti-bukti dari mikro-evolusi untuk membangun teori makroevolusi. Itulah mengapa membedakan 2 macam evolusi yakni Mikro-evolusi dan Makro-evolusi dengan jelas dari sisi definisinya adalah sangat penting.  (The Epoch Times / hui)

Bersambung

Wednesday, October 24, 2012

Makna Dibalik OSAKA

OSAKA terdengar seperti daerah di Jepang, namun sebenarnya OSAKA yang saya maksud bukanlah itu. OSAKA di sini adalah sebuah sebutan baru bagi sekolah saya, di SMA N 1 Kuta Selatan. Dari kata OSAKA saya masih belum dapat menyimpulkan kepanjangannya, bahkan makna dibalik nama tersebut. Ada yang mengatakan OSAKA itu adalah One South Kuta, tapi kalau secara alfabet kita terjemahkan akan membingungkan kita, sebagai apa huruf A disana. Perhatikan! OSAKA = One South A KutA, A yang berada di tengah itu apa????

Oke stop sampai disana dulu, sebelumnya kita akan memperbincangkan sejarah nama sekolah saya menurut versi saya yang saya dengar selama ini. Dulu Kecamata Kuta belum terpecah menjadi 3 bagian seperti saat ini. Sebelum bernama SMA N 1 Kuta Selatan, sekolah saya bernama SMA N 2 Kuta. Dari itu kemudian di ambil sebutan BISMA. Bi = 2, jadi BISMA = SMA 2. Itu masih masuk akal bagi saya, dan memiliki filosofi tersendiri dibalik kata BISMA itu sendiri. Saya sangat menghargai nama yang berumur 13 Tahun itu sampai akhirnya di ganti oleh OSAKA beberapa hari yang lalu.

Banyak yang mengatakan OSAKA itu keren, bagus, dan modern. Tapi dari mana asal nama itu? Baik, menurut informasi yang saya dapat, OSAKA itu berasal dari OSis AngKAtan 2010-2011. Entah kenapa ada yang mengusung nama tersebut untuk digunakan oleh Sekolah. Mungkin hanya sekadar terlihat keren saja, padahal makna dibalik kata tersebut masih terselubung dan BAHKAN belum diketahui apa kepanjangan dari OSAKA itu sendiri (Bagi sekolah saya).

Hah, bagaimanapun juga, saya ingin agar sekolah ini lebih baik lagi walau dengan nama apapun. BISMA mungkin menurut saya jauh lebih baik karena memiliki makna dan filosofi. OSAKA memang keren tapi perlu diperhitungkan makna dan kepanjangan dari nama tersebut, mengapa? Karena nama itu adalah sebuah identitas dan identitas tersebut harus jelas. Nama juga bisa mencerminkan bagaimana objek atau subjek tersebut. Dalam opini saya, seharusnya diambil berbagai polling untuk perubahan nama ini, karena seluruh siswa berharap sekolah ini memiliki identitas keren dan memiliki makna positif dan besar.

Introduction...


Wow, sedikit terasa aneh saat pertama kali membuat blog pribadi.. XD

Saya ingin memperkenalkan sedikit mengenai saya, nama saya I Wayan Ariantha Sentanu, sekolah di Bali.

Cukup? belum? oke lanjut, saya tinggal di Kuta Selatan, daerah Badung, bisa dibilang di ujung kaki pulau Bali.

Selengkapnya bisa cek http://about.me/sentanu

Motivasi saya adalah kondisi hidup saya saat ini. Ya, jadikan hidup ini sebagai motivasi.